Skip to main content

Posts

Showing posts from April, 2017

manusia dan glondongan kayu

Ada suatu pendekatan yang menyatakan bahwa dalam pembangunan suatu candi salah satu cara mendatangkan batu ke lokasi pembangunan menggunakan deretan gelondongan kayu sebagai bantalan berjalan. Ketika batu didorong maka batu bergerak maju dengan mudah diatas bantalan glondongan kayu, dan glondongan kayu paling belakang akan terlepas dari beban batu, sedangkan ujung depan batu perlu ditumpu gelondongan kayu lagi untuk dapat didorong secara mudah. Gelondongan kayu berfungsi menghantarkan kayu menuju lokasi candi. Satu batu candi tersebut merupakan bagian penting bahkan suci dalam membentuk suatu bangunan candi. Penting dalam bentuk melengkapi bentuk, maupun sebagai pengunci antar batu candi. Ilmu pengetahuan bagai batu candi dan manusia yang mendalaminya sebagai gelondongan kayu yang menghantarkan dan memajukan suatu keilmuan. Secara periodik digantikan balok kayu lain di depannya, selalu ada manusia-manusia baru, atau pemikiran baru untuk menghantarkan suatu keilmuan sat...

everlasting mak comblang

Siapa yang tidak mengenal Mak Comblang? Panggilan ini kerap hadir di telinga, dialah orang yang berjasa mempertemukan 2 manusia sehingga bisa menjadi pasangan. Mak Comblang adalah pihak ke 3 di antara 2 insan yang 'akan' menjadi pasangan. Umumnya dia akan pergi setelah pihak 1 dan 2 bertemu. Rupanya hal ini juga terjadi pada sambungan dalam sebuah bangunan. Sabtu kemarin, (8 April 2017) kami, komunitas pesepeda mengunjungi Masjid Saka Tunggal. Disebut Saka Tunggal karena memang hanya memiliki 1 saka saja. Di sini saya mengamati sambungan yang melibatkan pihak ke 3. Sambungan tersebut saya jumpai di bagian luar masjid yaitu pada rangka atapnya. Untuk lebih jelasnya, silakan lihat gambar berikut. Sambungan ini menghubungkan 2 balok dengan material yang sama yaitu kayu. Tetapi dalam hal ini membutuhkan pihak ke 3 yaitu kunci yang juga terbuat dari kayu. Sebut saja pihak ke 3 ini sebagai mak comblang. Namun, mak comblang di sini aneh, biasanya k...

kaki lima kota

di yogya ini kita tidak punya kaki lima. ada memang ruang memanjang di samping jalan yang mirip kaki lima atau trotoar , tapi tidak berfungsi sebagai kaki lima. ia sudah diserobot oleh tiang-tiang listrik, pot-pot raksasa untuk bunga, banner penjual pulsa, dijadikan warung tenda, dijadikan perluasan garasi atau tempat parkir, dan bahkan secara resmi dipakai menjadi halte bus  trans-jogja. padahal trotoar punya potensi untuk menjadi jalur pejalan kaki yang memungkinkan mereka berjalan secara sehat dan hemat, serta melihat-lihat orang lain lewat atau pun pemandangan dari gedung-gedung yang tentu berlomba-lomba didisain bagus agar menarik perhatian. trotoar -pendeknya- adalah jalur untuk orang menikmati aktivitas  jalan-jalan.  tidak hanya jalan-jalan, namun juga   pit-pitan ,  yakni bergerak dengan sepeda tapi demi menikmati pergerakan dengan sarana  pit  itu sendiri. trotoar di bandung, foto diambil dari infobdg.com   di bandun...

membangunkan yang lama

melihat arsitektur itu seperti melihat tubuh orang saja. ada rangka dan otot yang membuatnya tegak dan kuat tidak rebah, dan ada daging serta kulit yang membuatnya tampil dengan cantik dan elegan. untuk orang umum, yang menariknya pertama tentu adalah penampilan luar daging dan kulit dari tubuh orang. sementara, bagi mereka yang mempelajari kesehatan atau anatomi, suatu ilmu yang berkepentingan untuk memulihkan bila ada tubuh terkena gangguan, maka yang menarik bagi mereka adalah justru struktur rangka dan otot yang bekerja di balik daging dan kuilt tadi. yang tidak kelihatan secara langsung oleh mata awam. demikian pulalah arsitektur. bagi mahasiswa arsitektur yang memberikan waktu 5 tahun hidupnya untuk mempelajari bagaimana suatu arsitektur bisa berdiri tegak dengan elok, yang menarik perhatiannya adalah justru sistem struktur yang memungkinkan suatu bangunan bisa berdiri dengan kuat dan indah itu. mereka harus mampu melihat dengan 'menembus ke sebalik kuli...

sewindu lalu

pertemuan antar material dan manajemen konflik.

oh.. Begitu menyebalkan ketika   melintas di jalan Kenari dari arah barat ke timur. Menyebalkan karena di utara jalan pasti deret mobil parkir sehingga 2/5 dari separuh jalan diokupasi oleh mobil yang diam. Bukankah itu biasa? Okelah biasa, tapi yang membuat menyebalkan selanjutnya ialah jebakan jeglongan yang sepertinya sudah disiapkan dengan ciamik! Ada range jarak nyaman yang sebetulnya yang dapat dijadikan standar, jarak antara pinggir jalan dan posisi kendaraan roda dua yang melintas. Namun masalahnya zona nyaman tersebut sudah di okupasi sebagai lahan parkir. Jarak nyaman kemudian bergeser menengah. Sedangkan di jarak nyaman tersebut terdapat jeglongan lubang untuk drainase, sungguh menyebalkan! Mengapa menyebalkan? Ya jelas, jalan aspal yang tadinya mulus dilubangi, dan lubangnya tepat di atas jalan tanpa memperhitungkan kenyamanan. Pertanyaannya apakah tidak bisa membuat lubang drainase atau inspeksi tersebut di pinggir meski selokan bawah tanah te...

melihat yang lama secara baru

​artifak dari masa lalu selalu kita pandang dari masa kini. dan berbagai kepentingan ikut mewarnai cara kita memandang dan memanfaatkannya. bagi seorang ilmuwan, artifak atau barang dari masa lalu itu adalah jejak-jejak untuk ia membuat rekonstruksi imajiner mengenai suasana dan kondisi masa lalu di mana barang atau artifak itu pernah hadir. sabtu pagi 08 april 2017, mulai pukul 06:00 WIB kita akan sepedaan melihat bagaimana orang masa kini memperlakukan kampung, kota dan bangunan yang dibuat orang di masa lalu untuk kepentingan masa itu. namun yang kita lihat adalah yang telah mengalami perbaikan dan penyesuaian di masa kini. untuk dijadikan komoditas orang masa kini. kita perlu tahu masa lalu, namun janganlah itu menjerat kita hingga tidak bisa maju. dan jangan lupa, bersepeda itu pantang mundur: selalu bergerak maju! -- mahatmanto duta wacana

ngepit atau pit-pitan?

Ngepit atau pit-pitan? Ada judul serupa ditulis di kompasiana pada tahun 2015 , dan di tulis ulang di suatu blog pada 2016 . Tulisan tersebut menjelaskan beda ngepit dan pit - pitan yang kemudian menekankan pada kebijakan segosegawe yang direspon secara pit-pitan bukan ngepit seperti yang diharapkan pada semangat segosegawe. Segosegawe sudah punah tapi semangat ngepit atau pit-pitan tetap ada. Suatu hal unik, perulangan kata benda menjadi suatu kata kerja. Mobil-mobilan artinya mainan yang menyerupai mobil, omah-omahan berarti benda yang menyerupai rumah, sedangkan kata pit-pitan berarti kegiatan bersepeda. Setuju ya, arti ngepit dan pit-pitan itu sama bahwa dalam proses perpindahan tempat menggunakan moda transportasi sepeda, juga pasti setuju, nuansa kata ngepit lebih serius daripada nuansa kata pit-pitan. Saya sendiri lebih melihat ngepit dekat dengan kata travel to, sedangkan pit-pitan lebih dekat dengan kata journey. Ngepit mempunyai arti yang lebih dekat k...

keberpihakan : sebuah pilihan atau keharusan?

M engikuti perjalanan Duta Yantra selalu ada saja yang mengesankan untuk dibawa pulang. P erjalanan duta yantra kali ini (25032017) dengan tema 'dari kayu ke kayu'. S alah satu tujuannya kami menyambangi Rumah Kuwera karya Romo Mangun. Saat mendengarkan pengantar dari Pak Mahatmanta tentang Rumah Kuwera, salah satunya b ahwa karya Romo Mangun ini merupakan wujud keberpihakan beliau terhadap tukang. Rasanya residu-residu ingatan pada awal kuliah dulu serasa dibangkitkan kembali. 'K eberpihakan ' sebuah kata sederhana tapi sangat dalam artinya , sebuah kata yang lama tak [saya] dengar. ​ S etelah mendengar pengantar dari beliau kami pun dilepas untuk menyusuri ruang-ruang rumah K uwera. P engaturan ruang-ruang yang (orang jawa bilang) pating clekunik . R umit memang, selalu ada kejutan di setiap ruang . K ami disuguhi oleh keindahan detail, tektonika material, sambungan-sambungan struktur kayu yang 'tidak biasa', sungguh pengalaman ruang ...