2017-04-10

kaki lima kota

di yogya ini kita tidak punya kaki lima.
ada memang ruang memanjang di samping jalan yang mirip kaki lima atau trotoar, tapi tidak berfungsi sebagai kaki lima. ia sudah diserobot oleh tiang-tiang listrik, pot-pot raksasa untuk bunga, banner penjual pulsa, dijadikan warung tenda, dijadikan perluasan garasi atau tempat parkir, dan bahkan secara resmi dipakai menjadi halte bus trans-jogja.

padahal trotoar punya potensi untuk menjadi jalur pejalan kaki yang memungkinkan mereka berjalan secara sehat dan hemat, serta melihat-lihat orang lain lewat atau pun pemandangan dari gedung-gedung yang tentu berlomba-lomba didisain bagus agar menarik perhatian.
trotoar -pendeknya- adalah jalur untuk orang menikmati aktivitas jalan-jalan. tidak hanya jalan-jalan, namun juga pit-pitanyakni bergerak dengan sepeda tapi demi menikmati pergerakan dengan sarana pit itu sendiri.


trotoar di bandung,
foto diambil dari infobdg.com 

di bandung telah diusahakan untuk membuat trotoar sebagai jalur yang seperti itu. di beberapa ruas jalan yang memang dikitari oleh bangunan-bangunan indah peninggalan masa kolonial, trotoar di sekitar jalan braga dan gedung sate telah dicoba memperbaiki trotoarnya sehingga layak untuk orang bergerak berjalan-jalan maupun pit-pitan.
sumber gambar kompas.com

yogya juga sudah mengusahakan memperbaiki sarana pejalan kaki ini di ruas jalan malioboro. dan karena di yogya banyak bangunan serta titik-titik yang potensial untuk didatangi dengan jalan kaki, maka ada harapan besar pemerintah kota memberanikan diri membalikkan paradigma pembangunan selama ini: beri prioritas pada pejalan kaki dan pesepeda, untuk seluruh jalanan kota!

0 comments:

Post a Comment