Kalimat
tersebut diungkapkan Rizal kepada saya setelah separuh jalan blusukan di dalam wisma
Kuwera. Memang menurut saya, peletakan ruang yang ‘aneh’ pada bangunan tersebut
memberikan potensi keblasuk bagi orang baru yang dibebaskan berkeliling
semaunya di Kuwera. Haha…
Tentunya
sang perancang memiliki kemampuan spasial yang hebat! Pastinya..
Sejuk,
dingin, hangat.
Begitulah berbagai
ruang yang terbentuk di wisma ini. Sejuk, dapat mudah dirasakan di bagian ruang paling
bawah dan ruang diatas dekat dengan bukaan. Hangat, tentunya nuansa yang di
timbulkan oleh penggunaan elemen kayu, yang banyak digunakan dan sangat terasa
di lantai atas. Lalu dingin? Dibawah tanah, yang konon katanya tempat untuk
hening Romo Mangun jaman dulu.
Perpaduan
sejuk dan hangat merupakan ungkapan respon dari tropis. Karena di daerah tropis
merupakan daerah yang tidak terlalu panas maupun dingin, maka sebenarnya kesejukan dan kehangatan sudah
disediakan alam. Desain hanya menyaringnya, dan meletakkan kehangatan atau
kesejukan tersebut dapat dirasakan di sisi tertentu.
Visual.
Manusia
meletakkan diri di dalam bangunan. Manusia sebagai pengguna bangunan yang
berada di dalam bangunan mempunyai porsi paliing sedikit melihat wajah bangunan
yang ditempati. Tidak di wisma Kuwera. Banyak terjadi kontak visual dengan bangunan
wisma yang bersebrangan atau karena perbedaan level. Yang terjadi? Pemandangan keluar
bangunan banyak alternatifnya, visual yang tidak simetris membuat tidak mudah
jenuh, perasaan segar yang selalu dijaga oleh kemenerusan visual yang terjadi
pada bangunan.
Kalem
Penggunaan elemen
kayu dan elemen horizontal membuat nuansa kalem begitu kuat. Merupakan pengalaman
ruang yang wah, wah bukan wah yang mewah tapi wah yang bikin kita tersenyum,
nyantai, tidak kemrungsung. Tiap sudut bisa dinikmati dan diapresiasi. Karena tiap
titik pertemuan antar kayu diolah menjadi suatu perayaan. Suatu perayaan tak
ada habisnya untuk diapresiasi.
Perjumpaan
manusia-dengan ruang dan ruang dengan ruang di olah dengan asik. Perjumpaan manusia
dengan ruang, menjadi intim ketika langit-langit merendah. Perjumpaan ruang-dengan
ruang menyajikan perpindahan yang mengalir.
Identifikasi
Bagaikan masuk
ke dalam labirin. Ruangan di dalam wisma seperti bisa se-enanya difungsikan
bila tidak ada elemen lain yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi. Ada kasurà kamar tidur, ada
komputer dan buku à
kantor.
Kedalaman dan
luasan ruang juga dapat digunakan untuk mengidentifikasi ruang. Ruang yang
dalam dari pintu masuk utama, pastinya ruang yang lebih personal. Ruang yang
luasannya besar fungsinya lebih umum. Perbedaan level lantai adalah pembeda
tegas, namun di sisi barat, masih dimungkinkan terjadinya kontak visual dari
ruang yang personal ke ruang yang lebih umum, meski aksesnya harus memutar. Semakin
dalam dan semakin personal suatu ruang, tidak kemudian dari ruangan tersebut
kita tidak mengidentifikasi ruangan lainnya. Tetap terbuka, teridentifikasi
secara visual.
Jadi,
belajar mengidentifikasi banyak hal dalam waktu yang singkat memerlukan kerja
keras otak!
JOIN NOW !!!
ReplyDeleteDan Dapatkan Bonus yang menggiurkan dari dewalotto.club
Dengan Modal 20.000 anda dapat bermain banyak Games 1 ID
BURUAN DAFTAR!
dewa-lotto.name
dewa-lotto.com
Sedang mengerjakan tugas kelas Applied Design Method (yang mengajar Pak Greg & Bu Ning) lalu saya ketemu blog ini waktu mencari informasi mengenai Wisma Kuwera. Apakah blognya aktif sampai sekarang, ya? (ps. Saya pernah ikut naik sepeda keliling Kota Gede sewaktu belum pandemi) - Yemima, Arsitektur UKDW angkatan 2018, pakai e-mail kampus.
ReplyDelete